Kebumen – Ajang Putri Otonomi Indonesia (POI) 2023 telah sukses digelar. Sebelum acara puncak, panitia membocorkan tuan rumah selanjutnya untuk kontes itu adalah Jabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto sebagai tuan rumah mengapresiasi kesuksesan acara Putri Otonomi Indonesia tahun 2023 di kabupatennya.
“Proses pemilihan Putri Otonomi Indonesia tahun 2023 di kabupaten Kebumen dinyatakan direktur eksekutif Apkasi sukses dengan jempol empat,” ujar Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto di Hotel Trio Azana Style, Kebumen, Jumat (23/6).
Ia menilai bahwa kesuksesan POI kali ini tak lepas dari kerja keras wakil bupati Kebumen dan seluruh pihak staff serta para juri yang memiliki kredibilitas tinggi sehingga ajang kontes itu tertata dengan baik.
Lebih lanjut ia membahas tentang estafet kepemimpinan POI yang telah diserahkan kepada Bupati Trenggalek.
“Estafet kepemimpinan POI tahun 2024 sudah kita berikan ke kabupaten Trenggalek. Potensi Trenggalek seperti Kebumen, sangat luar biasa. Mudah-mudahan bupati Trenggalek bisa lebih sukses lagi sampai dapat delapan jempol,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengaku siap dan berjanji akan memberikan sesuatu yang berbeda di POI mendatang.
“Kita akan mencoba (menggelar acara) keluar lagi ruang-ruang hotel dengan konsep yang lebih outdoor karena kabupaten itu eksotiknya karena pemandangan alamnya,” sebutnya.
“Mungkin nanti ada catwalk di pinggir pantai, itu keren juga. Kalau di dalam hotel-hotel di dalam kota-kota besar banyak, tapi eksotisme itu yang tidak bisa dibeli,” imbuhnya.
Direktur eksekutif APKASI, Sarman Simanjorang menegaskan bahwa gelaran POI ini berguna untuk menyalurkan bakat dan talenta putri-putri yang ada di kabupaten untuk dapat berkompetisi di tingkat nasional.
Pesan Ketua MPR RI
Ajang POI turut dihadiri oleh ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. Ia mengapresiasi kinerja APKASI yang menggelar POI, dan juga memberikan pesan yang motivasi kepada para putri peserta ajang kontes tahunan ini.
“Anda harus memahami budaya, adat istiadat dan objek wisata sebagai sumber pendapatan bagi daerah. Tanpa itu semua, gelar yang Anda sandang tidak akan memberi apa-apa kepada masyarakat,” tukasnya.