GMNI Protes Keras Rencana Prabowo-Gibran Hapus Subsidi BBM dan LPG

Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino,

Jakarta, LiraTV.id – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) memprotes keras rencana capres nomor urut 2 Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka menghapus subsidi BBM dan LPG.

Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino, mengungkapkan subsidi BBM dan LPG masih sangat diperlukan, terutama untuk masyarakat miskin dan UMKM.


Apabila banyak yang tak tepat sasaran, menurut Arjuna solusinya bukan menghapus subsidi tersebut melainkan memperbaiki tata kelola subsidi agar tepat sasaran.

“Subsidi BBM dan LPG berguna untuk meredam inflasi, membantu rakyat miskin, dan melaksanakan pelayanan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945,” kata Arjuna.

“Kami tidak setuju apabila subsidi BBM dan LPG dihapus, karena rakyat miskin dan UMKM masih sangat membutuhkan. Jika banyak yang tidak tepat sasaran, ya diperbaiki tata kelolanya. Jangan dihapus subsidinya. Harus inovatif dong,” tegas Arjuna.

Menurut Arjuna, kebijakan subsidi BBM dan LPG dilakukan berdasarkan pandangan bahwa rakyat Indonesia perlu merasakan manfaat langsung atas kepemilikan sumber daya alam oleh negara.

Selain itu, ia mengingatkan BBM dan LPG merupakan kebutuhan dasar yang harus terjangkau oleh masyarakat berpendapatan rendah (miskin).

Kata Arjuna, Subsidi BBM dan LPG sangat berpengaruh pada penghasilan nyata rumah tangga baik secara langsung maupun tidak langsung. Harga BBM murah menyebabkan porsi pendapatan yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan energi bisa ditekan.

“Pencabutan subsidi BBM dan LPG bisa menggerus daya beli masyarakat. Dan ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi. Sektor yang paling terkena dampak penurunan daya beli itu adalah pelaku UMKM. Bisa banyak UMKM kita yang bakal bangkrut,” tambahnya.

Arjuna memaparkan, jika Prabowo-Gibran menghapus subsidi BBM dan LPG, maka pengaruhnya otomatis akan memicu kenaikan harga BBM dan inflasi pangan. Semua ini akan berdampak negatif terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang menyerap sebanyak 119,6 juta tenaga kerja di Indonesia.

Padahal sebagian besar pelaku UMKM dan pelaku usaha informal lainnya sangat bergantung pada BBM bersubsidi dalam menjalankan usahanya. Maka kenaikan harga BBM akan memberikan dampak signifikan terhadap biaya produksi. Sehingga kenaikan harga barang tidak terelakkan.

“Subsidi masih dibutuhkan oleh pelaku UMKM kita. Jika subsidi dihapus, UMKM bisa terpukul, terjepit tidak bisa menjalankan usahanya dengan kompetitif”, ujar Arjuna

Menurut Arjuna, sejak 2014 hingga sekarang upaya menghapus subsidi BBM dan LPG selalu menggunakan narasi yang sama, yaitu tidak tepat sasaran dan dinikmati orang yang mampu dan lainnya. Namun tidak ada upaya perbaikan pendataan ataupun pembatasan.

Pertalite digunakan semua kalangan, solar bocor ke industri yang tidak berhak. Kesalahan dalam pengelolaan, pembatasan hingga pengawasan, solusinya subsidinya dihapus. Ini solusi yang menyengsarakan rakyat, rakyat miskin yang dibebani.

“Jadi jangan salah dalam pengelolaan, pembatasan hingga pengawasan malah rakyat miskin yang jadi korban. Ini tidak adil”, tutup Arjuna.

Sebelumnya, Pasangan Prabowo-Gibran berencana menekan anggaran subsidi untuk merealisasikan efisiensi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di tengah besarnya nilai utang saat ini yang telah tembus Rp8.000 triliun lebih.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno mengatakan hal itu. Menurutnya, efisiensi itu harus dilakukan di tengah besarnya utang pemerintah saat ini yang merupakan dampak dari masa Pandemi Covid-19. Efisiensi dalam pemberian subsidi itu menjadi opsi yang akan ditempuh jika menang Pilpres 2024.

“Subsidi kita itu masih terlalu besar dan tidak tepat sasaran, ini adalah salah satu yang akan kita sisir ke depannya untuk mendapatkan efisiensi APBN ke depan,” kata Eddy dalam program Your Money Your Vote CNBC Indonesia, dikutip Kamis (11/1/2024).

Eddy mencontohkan, subsidi yang akan diefisiensikan pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang adalah subsidi yang selama ini tidak tepat sasaran dan cukup banyak memakan anggaran. Misalnya, subsidi BBM jenis Pertalite, serta subsidi tabung gas LPG 3 kg.

Mau punya Media Online sendiri?
Tapi gak tau cara buatnya?
Humm, tenang , ada Ar Media Kreatif , 
Jasa pembuatan website berita (media online)
Sejak tahun 2018, sudah ratusan Media Online 
yang dibuat tersebar diberbagai daerah seluruh Indonesia.
Info dan Konsultasi - Kontak 
@Website ini adalah klien Ar Media Kreatif disupport 
dan didukung penuh oleh Ar Media Kreatif

banner 728x90