Foto : Panglima Relawan Jokowi, Ir.Haidar Alwi MT yang juga Tokoh Toleransi Indonesia, (Ist)
Jakarta|LIRATV – Suasana politik semakin memanas menjelang pemilihan presiden 2024. Beberapa nama besar telah digadang-gadang sebagai calon peserta dalam kontestasi ini, termasuk Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan beberapa tokoh lainnya.
Dalam perspektif politik, Anies Baswedan dianggap sebagai penantang kuat dari partai oposisi yang memiliki kekuatan basis politik yang signifikan. Bahkan, kelompok garis keras kanan seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang dianggap terlarang, mendukung Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden.
Ir. R. Haidar Alwi MT, tokoh yang dikenal karena toleransinya, dengan tegas menolak keberadaan kelompok-kelompok tersebut. Hal ini karena masyarakat Indonesia menganggap kelompok-kelompok tersebut sangat inklusif dan berbahaya di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang beragam.
Kekhawatiran Haidar Alwi semakin kuat setelah beberapa kasus yang menimpa Anies Baswedan, yang saat ini memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi. Kasus-kasus ini diduga sebagai upaya menjegal atau merendahkan Anies Baswedan yang dilakukan oleh Kabinet Jokowi yang dianggap blunder.
Menurut Haidar Alwi, ada tiga hal penting yang merugikan calon presiden lain selain Anies:
1. Banyak survei yang tidak mencerminkan kondisi lapangan, namun diduga sebagai pesanan.
2. Dalam konstruksi politik yang beragam, terdapat kasus-kasus yang diduga pesanan untuk menjegal Anies, seperti kasus Jakarta International Stadium (JIS), yang menjadi blunder politik di mata publik.
3. Anies menerima simpati dari rakyat karena dalam kondisi politik yang ada, rakyat merasa bahwa Anies diperlakukan tidak adil oleh pemerintah saat ini.
Oleh karena itu, tokoh toleransi Indonesia, Ir. Haidar Alwi, menghimbau agar rakyat yang peduli terhadap pluralisme di Indonesia dari berbagai entitas, agama, dan suku untuk bersatu melawan kelompok intoleran yang diduga ada. Dia juga meminta kepada Presiden Jokowi agar tidak membiarkan menterinya keluar menyerang dan diduga menjegal Anies tanpa pertimbangan matang, seperti yang terjadi dalam kasus Jakarta International Stadium (JIS).
Dengan meningkatnya tensi politik ini, sudah dapat diprediksi bahwa pemilihan presiden 2024 akan menjadi pertarungan sengit dan menarik untuk disaksikan oleh seluruh masyarakat Indonesia.(Jis/Red/Tonga)