[Foto: Yaredi Waruwu Akademisi Asal Nias, Ist]
Jakarta|LIRATV— Radikalisme sistemik menjadi ancaman pertahanan, keutuhan dan persatuan masyarakat Indonesia. Akhir-akhir ini relatif tinggi isu radikalisme dan intoleransi terjadi di berbagai wilayah di negeri ini. Tentu saja isu radikalisme dan intoleransi menjadi salah satu isu yang menjadi bahan perbincangan hangat dan menjadi diskusi berbagi lapisan masyarakat.
Misalnya, seperti yang baru-baru ini terjadi kisah aksi penyerangan sekelompok orang anggota teroris Mujahid Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora terhadap jemaat Gereja Bala Keselamatan di Pos Pelayanan Lewonu, Palu, Sulawesi Tengah.
Dalam penyerangan tersebut, tragisnya ada empat orang jemaat terbunuh, di antaranya ada yang dipenggal dan satu dibakar pada Jumat (27/11/2020).
Kemudian juga serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyerang warga sipil termasuk tenaga kesehatan menjadi sasaran penyerangan yakni Perawat Gabriela Meilan meninggal di jurang usai diserang dan dilecehkan KKB dan juga perawat lain yang ditusuk oleh KKB. Selain itu beberapa kusuma bangsa anggota TNI dan Polri yang menjadi korban dari KKB.
Menurut Akademisi Yaredi Waruwu dan Tokoh Pemuda Nias Indonesia menyampaikan bahwa gerakan radikalisme dan intoleransi yang terus-menerus terjadi di wilayah NKRI tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI-Polri dalam mengatasinya melainkan ada upaya kolektif dari seluruh elemen bangsa untuk memperkuat ruh nasionalisme, patriotisme dan bela negara melalui penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
Ideologi Pancasila ini harus menjadi ekspresi masyarakat baik dalam bertindak, berkomunikasi dan berinteraksi di tengah masyarakat yang plural dan beragam, ujar Yaredi Waruwu, dalam momen memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Jumat (01/10/2021).
Ia juga sangat yakin di bawah pemerintahan Presiden Jokowi semua gejolak radikalisme dan intoleransi bisa diatasi untuk keutuhan, kedaulatan dan persatuan Indonesia.
Generasi muda harus menjadi sasaran dan objek penguatan karakter kebangsaan, nasionalisme patriotisme dan bela negara. “Karena generasi muda adalah kekuatan dan masa depan bangsa. Anak-anak muda yang memiliki jiwa patriotisme dan nasionalisme yang sejak dini diajarkan dan ditanamkan ideologi Pancasila tidak akan terpapar oleh radikalisme dan intoleransi,” pungkasnya.
Menurutnya, tidak ada kekuatan yang mampu merongrong dan mengoyak persatuan, kesatuan, keutuhan bangsa Indonesia selain radikalisme dan intoleransi, tutup Yaredi Waruwu./(Bar)