Jakarta, LiraTV.di – Meski sudah diproklamasikan merdeka sejak 17 Agustus 1945, namun tanpa disadari Indonesia masih dicengktam oleh penjajahan model baru. Kedaulatan negara harus diperjuangkan. Harapan ada pada sosok Prabowo.
Saya Haidar Alwi. Saya lahir dan besar di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 6 Agustus 1963.
Sejak kecil, saya melihat wajah negeri ini di televisi: gunung, laut, hutan, tambang, sawah, dan senyuman anak-anak. Tapi semakin saya tumbuh, semakin saya sadar, senyum itu perlahan hilang.
Kenapa negeri yang begitu kaya, justru membuat rakyatnya hidup miskin?
*Berikut datanya. Bukan opini, tapi fakta resmi.*
Indonesia adalah penghasil nikel nomor satu di dunia. Mobil listrik, baterai lithium, dan teknologi masa depan, semua butuh nikel. Nikel itu berasal dari Sulawesi dan Halmahera. Tapi lihatlah, rakyat di sana masih mengantri air bersih dan hidup dari hasil kebun.
Indonesia adalah produsen batu bara terbesar ketiga di dunia. Setiap hari batu bara kita diekspor ke negara-negara maju. Tapi jutaan rumah tangga di Indonesia masih gelap gulita karena tak sanggup bayar listrik.
Indonesia adalah salah satu penghasil emas terbesar dunia. Tambang di Papua menghasilkan ratusan ton emas tiap tahun. Tapi rakyat Papua hidup dalam ketertinggalan, akses pendidikan dan kesehatan yang minim.
Indonesia punya cadangan timah, bauksit, tembaga, gas alam, minyak bumi. Tapi BBM di negeri sendiri mahal. Harga pangan melonjak. Petani merugi. Nelayan tercekik biaya solar.
*_Dan kalian masih bertanya: Mengapa Indonesia belum maju?_*
Bukan. Pertanyaan yang benar adalah:
*Bagaimana mungkin Indonesia tetap miskin padahal kekayaan alamnya melimpah?*
_Saya akan jawab:_
Penjajahan belum benar-benar berakhir, ia hanya berganti rupa. Dulu penjajah datang dengan senjata. Sekarang mereka datang dengan perjanjian investasi. Dulu kita ditindas dengan paksa. Sekarang kita ditindas lewat hutang, konsesi, dan eksploitasi legal.
*Ada sistem besar yang bekerja diam-diam di belakang layar. Setiap hari kekayaan bumi kita mengalir keluar. Tapi bagaimana caranya?*
Inilah sistemnya:
*Langkah 1:* Ciptakan ketergantungan.
Berikan hutang. Janjikan pembangunan. Sisipkan syarat tersembunyi. Jebak lewat utang berbunga.
*Langkah 2:* Beli pengaruh.
Rayu elite politik.
Biayai kampanye. Masukkan anak-anak mereka ke perusahaan global.
Mereka akan membuat regulasi yang berpihak pada korporasi, bukan rakyat.
*Langkah 3:* Kuasai rantai distribusi.
Bangun pelabuhan, jalan, dan smelter, tapi hanya untuk ekspor. Tak ada jalan untuk petani. Tak ada pabrik rakyat. Tak ada industri nasional.

*Langkah 4:* Bungkam suara rakyat.
Cap aktivis sebagai pengganggu investasi.
Beli media. Sensor kritik. Gunakan hukum untuk melindungi korporasi, bukan kebenaran.
*Langkah 5:* Pecah belah kesadaran.
Benturkan rakyat dengan isu agama, suku, identitas.
Buat mereka lupa bahwa musuh utamanya adalah sistem yang menjajah ekonomi mereka sendiri.
*_Sistem ini telah bekerja puluhan tahun._*
*Hasilnya:*
_Negara kaya, rakyat miskin. Sumber daya melimpah, tapi subsidi dicabut. Tanah subur, tapi petani ditindas tengkulak dan regulasi._
Dan siapa sponsor utama media, iklan, dan kampanye besar-besaran di negeri ini?
Perusahaan tambang, energi, sawit, migas. Mereka pegang kekuasaan. Mereka kuasai narasi.
Kita hidup dari uang mereka. Kita diam karena takut kehilangan pekerjaan.
*Tapi saya katakan: Cukup sudah.*
Kini saatnya bicara. Jika saya harus dibungkam karena berkata benar, biarlah sejarah yang mencatat.
Lihatlah… tambang-tambang terus dibuka. Hutan-hutan ditebang. Laut-laut dijual. Demi siapa? Untuk siapa?
Sekarang datang pemain baru, investor asing dari segala penjuru: China, Uni Emirat Arab, Amerika, Jepang.
Mereka bicara tentang kerja sama strategis. Tapi di balik itu, ada konsesi 99 tahun, ada kepemilikan saham mayoritas, ada kontrol atas tanah, air, dan udara kita.
*Pemain baru. Pemain baru. Pemain baru. Sistemnya tetap sama.*
*Saya Haidar Alwi berharap,* di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, yang telah memperoleh legitimasi rakyat dalam Pemilu 2024โ2029, Indonesia benar-benar memasuki babak baru sejarahnya, bangkit menjadi bangsa yang mandiri, kuat, dan bermartabat.
Semoga pemerintahan Prabowo mampu mengubah sistem-sistem lama yang telah menjerat bangsa ini dalam ketergantungan dan penindasan berkedok kerja sama. Sudah saatnya kita melepaskan diri dari penjajahan gaya baru, dari kontrak-kontrak yang mengikat, dari investasi yang menyamar sebagai kolonialisme.
Rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin yang adil dan tegas, dan Prabowo telah dikenal dunia dengan wibawanya. Sosok yang disegani, bukan karena tunduk, tapi karena berdiri tegak membela bangsanya.
*Kita harus optimis. Indonesia bisa lepas dari cengkeraman eksploitasi, bisa bangkit menjadi negeri yang berdaulat atas kekayaan alamnya sendiri.*
Menuju Indonesia Emas bukan sekadar mimpi, tapi tugas bersama. Dan tugas itu dimulai dari keberanian untuk mengubah sistem.