Hai pembaca setia! Temukan solusi media online Anda di 
Sulawesi Selatan, LIRATV.ID— Dalam momentum konsolidasi para tokoh adat dan leluhur bangsa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Majelis Adat Indonesia (MAI), berbagai pandangan luhur tentang jati diri bangsa kembali mengemuka. Salah satu suara yang mencuri perhatian datang dari YangMulia (YM) Andi Alwi Karaeng, tokoh adat yang lahir di Kab.Takalar, Sulawesi Selatan, menegaskan pentingnya adat dan budaya sebagai pondasi kuat jati diri bangsa Indonesia.
Tanah kelahiran beliau dahulu merupakan wilayah Kerajaan Laikang, yang berdampingan dengan Kerajaan Galesong Penopang dan Kerajaan Gowa, tiga kekuatan besar di masa lampau sebelum berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Yang Mulia Andi Alwi Karaeng merupakan keturunan langsung dari tiga kerajaan besar di Sulawesi Selatan Laikang, Galesong, dan Bangkala. Saat ini, beliau juga tergabung dalam Forum Komunikasi Majelis Adat Indonesia (MAI) bersama para Raja, Sultan, Datuk, Ratu, dan tokoh pemangku adat Nusantara lainnya.
Dalam pernyataannya, YM Andi Alwi Karaeng mengingatkan bahwa kekuatan sejati bangsa ini bersumber dari nilai-nilai luhur para leluhur yang diwariskan sebagai manifestasi kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
“Adat dan budaya adalah pondasi kuat jati diri bangsa. Leluhur kami telah menuturkan bahwa kelak Indonesia akan kembali jaya dengan pemerintahan yang bersumber dari ajaran-ajaran luhur yang selaras dengan kehendak Ilahi,” tutur YM Andi Alwi Karaeng.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa setiap penerus bangsa telah membawa gen terbaik yang dipilih oleh Allah SWT, tinggal bagaimana manusia mampu menyelaraskannya dengan kekuatan alam semesta untuk mencapai kemaslahatan hidup sesuai ajaran leluhur yang mulia.
“Ketika sebuah tiang hendak berdiri, maka bersiaplah untuk angin yang menerpa. Namun, prinsip hidup yang diajarkan para leluhur akan menjadi tameng agar kita selalu dapat berdiri tegak,” imbuhnya.
Dengan keyakinan yang tertanam kuat, YM Andi Alwi Karaeng menyampaikan optimisme bahwa tabir kemuliaan Nusantara akan terbuka kembali. Seimbangnya konsep hidup dan kesatuan persepsi akan menjadi kunci kebangkitan jati diri bangsa sebagaimana pepatah Sabdo Palon di Tanah Jawa, yang menandaskan bahwa kemuliaan Nusantara akan bangkit kembali.
“Batu besar akan menggelinding turun, dan batu kecil akan menggelinding naik. Tidak semua mampu memahami maknanya hanya mereka yang terpilih,” ungkapnya penuh makna.
Beliau juga menegaskan pentingnya menghormati petilasan dan peninggalan leluhur sebagai media komunikasi batin antara generasi penerus dengan para pendahulu.
“Yakinlah, batu nisan atau petilasan bukan sekadar simbol kematian, tetapi tanda tangan-tangan mulia yang dititipkan oleh Yang Maha Kuasa sebagaimana Ka’bah di Tanah Arab yang menjadi bukti keberadaan Nabi Ibrahim,” pungkasnya.
Pernyataan YM Andi Alwi Karaeng ini menjadi pengingat bagi bangsa Indonesia bahwa kejayaan masa lalu bukanlah cerita usang, melainkan akar sejarah dan spiritualitas Nusantara yang harus dijaga, dirawat, dan diwariskan dengan penuh kebijaksanaan.
(Redsus)
