Jakarta, LiraTV.id – Aktivitas nasional direktur Haidar Alwi Institut, Sandri Rumanama meminta Presiden Prabowo Subianto mendaur ulang komposisi pengisian jabatan di Badan Gizi Nasional.
Sandri Rumanama merasa heran, kenapa dari 10 pejabat utama BGN, tidak ada satu pun sosok yang berkompeten di bidang ilmu pengetahuan gizi.
“Mirislah. Dari 10 pejabat utama di Badan Gizi Nasional didomiinasi pensiunan TNI tanpa latar belakang ilmu pengetahuan tentang gizi,” kata Sandri kepada awak media, Sabtu (4/10/2025).
Ia mengatakan jika kita perhatikan data yang ada, korban keracunan mbg capai 6.517 orang, terhitung sejak Januari 2025.
“Harusnya dari pejabat-pejabat utama yang mengisi komposisi jabatan di Badan Gizi Nasional diambil dari kalangan profesional yang memiliki latar ilmu pengatahuan tentang gizi. Sehingga bisa mengimbangi kerja-kerja birokrasi di Badan Gizi Nasional,” ungkap Sandri.

Ia mengatakan bahwa penyerapan anggaran untuk Makan Gizi Gratis (MBG) juga belum maksimal. Demikian juga pemantaun dan pengawasan belum maksimal di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).
“Penyerapan anggaran terkesan lamban dari alokasi Rp71 triliun, yang terserap baru Rp13 triliun. Selain itu pemantuan dan pengawasan juga belum maksimal,” papar Sandri.
Sandiri menilai semestinya Badan Gizi Nasional membentuk Badan Pemantuan Gizi Daerah yang mengawasi dan memantau Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).
“Sehingga tidak ada lagi kasus keracunan makan bergizi gratis. Minimal kita bisa meminimalisir kasus yang ada saat ini,” tuntas Sandri.