Jakarta, LiraTV.id | Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia (PWMOI) mengecam tindakan represif Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden kepada wartawan CNN karena bertanya soal keracunan Program MBG (Makan Bergizi Gratis) kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Tindakan represif Biro Pers Istana itu telah mengkebiri demokrasi dan kebebasan pers. Itu cara otoriter untuk membungkam dan membonsai sikap kritis pers. Hal seperti itu juga melecehkan pers. Harus dilawan,” tegas Ketua Umum PWMOI, KRH.HM.Jusuf Rizal, SH, Relawan Prabowo itu kepada media di Jakarta
Hal tersebut disampaikan Jusuf Rizal, pria berdarah Madura-Batak menanggapi pertanyaan media terkait Biro Pers Istana Cabut Kartu Wartawan CNN Usai bertanya kepada Prabowo soal Keracunan Program MBG.
Sebagaimana diberitakan, kartu identitas liputan Istana milik seorang reporter CNN Indonesia dicabut oleh Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden setelah yang bersangkutan menanyakan program makan bergizi gratis (MBG) kepada Presiden Prabowo Subianto.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 27 September 2025, di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Saat itu, Prabowo baru saja pulang dari lawatan luar negeri selama tujuh hari dan memberikan keterangan mengenai pertemuannya dengan sejumlah kepala negara dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Saya kira pesan-pesan yang saya sampaikan dalam sambutan saya di PBB diterima dengan positif oleh banyak pemimpin,” kata Prabowo.
Seusai memberikan pernyataan, Prabowo berbalik meninggalkan wartawan. Namun, seorang reporter CNN Indonesia bertanya, “Makan bergizi gratis. Ada instruksi khusus enggak untuk BGN, Pak?” Pertanyaan itu merujuk pada kasus keracunan menu MBG yang marak di berbagai daerah.

Prabowo lantas membalikkan badan dan menjawab, “Saya memonitor perkembangan itu. Habis ini, saya akan panggil langsung Kepala BGN dan beberapa pejabat.” Ia menambahkan, “Saya baru dari luar negeri tujuh hari. Saya memonitor ada perkembangan itu. Habis ini, saya langsung akan panggil kepala BGN dengan berapa pejabat. Kami akan diskusikan.”

Prabowo mengakui masih ada kekurangan dalam pelaksanaan program MBG dan menyebut kasus keracunan sebagai masalah besar. Ia juga mengingatkan agar persoalan tersebut tidak dipolitisasi.
Tidak lama kemudian, Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden memanggil reporter CNN Indonesia itu dan menyatakan keberatan karena pertanyaan yang diajukan dianggap di luar konteks agenda Presiden. Akibatnya, kartu identitas liputan Istana reporter tersebut dicabut.
Kartu identitas liputan Istana diberikan hanya kepada wartawan tertentu dengan persyaratan khusus, di antaranya: terdaftar resmi di perusahaan pers berbadan hukum, memiliki pengalaman peliputan politik dan pemerintahan, mendapat rekomendasi redaksi, lolos verifikasi Biro Pers, serta mematuhi kode etik peliputan sesuai konteks agenda Presiden. Tanpa kartu tersebut, wartawan tidak diperbolehkan masuk dan melakukan liputan di lingkungan Istana.
Lebih lanjut Jusuf Rizal, wartawan senior yang masuk dalam jajaran tokoh paling berpengaruh asal Madura itu meminta Prabowo mengevaluasi kinerja Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, karena cara represif dengan melarang bertanya kemudian mencabut kartu peliputan istana, merupakan bentuk arogansi kekuasaan yang merusak kebebasan pers dan penghalangan kerja jurnalistik
Kata Jusuf Rizal Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu, bahwa jurnalis bukan kacung Biro Pers Istana yang tidak boleh kritis. Pers itu mitra yang setara, apalagi Presiden Prabowo meminta masyarakat termasuk pers melaporkan tindak penyalahgunaan wewenang pejabat dan aparat. Lebih-lebih terkait program MBG yang banyak masalah.
“PWMOI meminta Prabowo tindak tegas atas pencabutan kartu liputan wartawan CNN, kembalikan kartu liputan wartawan CNN dan stop cara-cara represif kepada pers yang bertentangan dengan kebebasan pers,” tutur Jusuf Rizal penggiat anti korupsi dan Ketum Indonesian Journalist Watch (IJW) itu.