Banten 15 September 2025 – Dalam upaya meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap kearifan lokal, budaya, dan semangat gotong royong, Padepokan Lahir Batin yang dipimpin oleh Abah Idim Dimyati Cianjur mengadakan wisata religi napak tilas ke petilasan leluhur di Ujung Kulon. Pada perjalanan kali ini, sekitar 15 peziarah dari Cianjur dan Jakarta melakukan napak tilas.
Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Taman Jaya dengan Kapal Charter KM Ryan Bahari selama 4 jam, dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 2 jam menuju area utama Sanghyang Sirah. Medan yang menantang dilaut selat Sunda yang dikenal dengan alur ombak yang kuat tidak mengurangi semangat para peziarah. Setibanya di lokasi, pejiarah diarahkan mengunjungi berbagai titik penting atau area sakral , termasuk sebuah gua yang disebut batu Qur’an, juga mahkota Shanghyang Sirah atau disebut juga batu peci.
Kegiatan ziarah napak tilas ini juga diikuti oleh konten kreator Pemburu Makam Keramat dan Ahli Riwayat, yang mendokumenterkan perjalan keluarga besar padepokan lahir batin, sementara Influencer Elhan Zakaria yang turut mengawal perjalanan napaktilas menyampaikan
“alhamdulillah, melalui perjalanan ini, saya bisa mengetahui jejak-jejak atau petilasan leluhur, memang banyak versi mengenai gua ada yang menyebutnya Gua Soekarno, ada juga yang menyebutnya Gua Soeharto, tapi menurut saya, yang terpenting adalah kita menjaga keberadaannya, saya belajar banyak bagimana bisa mengenal diri sendiri disini” ujar Elhan. Ia juga menambahkan ucapan terima kasih kepada pengelola Taman Nasional Ujung Kulon dan para ABK KM Ryan Bahari yang telah mendampingi perjalanan mereka.
Abah Idim Dimyati menyampaikan harapannya agar perjalanan ini dapat merangsang generasi muda lebih mengenal leluhur, memahami sejarah, dan menjadi teladan yang baik dalam menjalani kehidupan. “Banyak pesan leluhur yang terlupakan, banyak aturan kearifan lokal yang diabaikan, padahal sebenarnya masih relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya gotong royong,” tuturnya.

Abah Idim Dimyati juga mengumumkan rencana perjalanan berikutnya ke Sanghyang Sirah Ujung Kulon yang rencananya akan diadakan pada bulan Oktober mendatang. “Di sini, adik-adik bisa merasakan hidup tanpa sinyal dan listrik, sangat cocok untuk yang ingin bertafakur, kita berdoa kepada Allah SWT, bertawasul dan melihat bukti keagungan dan kebesaran Allah SWT atas keindahan alam, jadi kalau berkenan ada yang ingin ikut serta silahkan tangan terbuka saya untuk siapapun darimanapun untuk sama sama ziarah” pungkasnya.

Diakhir wawancara Firly Sopirmas advokat muda asal cianjur juga menyampaikan kesan “alhamdulilah saya bisa ikut ziarah, ini benar benar luar biasa saya belajar terhadap alam, terlebih tidak ada signal dan listrik, ini membuat saya sadar siapa saya dan diri saya yang hanyalah bagaikan butiran debu, insaa Allah kedepan saya akan menjalankan profesi saya dengan baik, dan banyak pesan pesan Abah Idim yang saya jadikan catatan untuk perubahan saya kedepan menjadi lebih baik”, ucapnya.
Diakhir wawancara Elhan Zakaria menegaskan bahwa, ” saya tidak memunculkan ke sakralan tempat, tapi temen-temen akan menemukannya lengkap, karena ada rekaman perjalan spiritual napaktilas, ziarah ini akan di upload di channel Pemburu Makam Keramat, dan Ahli Riwayat, silahkan tonton dan saya menambahkan gagasan Abah Idim, bagi yang mau ikut bulan depan, hayu bareng”, ucapnya seraya menutup pembicaraan. BRT