Jakarta, LiraTV.id – Presiden Haidar Alwi Institute (HAI) dan Haidar Alwi Care (HAC), Ir. R. Haidar Alwi, menyebut Maluku adalah Provinsi terkaya di dunia, namun hingga saat ini rakyatnya belum sejahtera.
Menurut Haidar Alwi, selama ini pemerintah cenderung mengabaikan rakyat Maluku yang memiliki kekayaan alam melimpah luar biasa, namun mereka belum bisa menikmati hasil dari potensi kekayaan alamnya tersebut.
Karena itu, Haidar berharap Pemerintahan Prabowo Subianto dapat memberikan perhatian khusus kepada Provinsi Maluku, agar menjadi daerah maju dan rakyat Maluku bisa hidup sejahtera.
“Saya berharap di bawah pemerintahan Presiden Prabowo rakyat Maluku bisa sejahtera, anak-anak Maluku mendapat pendidikan yang terbaik, layanan kesehatan terbaik, serta taraf ekonomi yang minimal sama dengan daerah lain di Indonesia,” kata Haidar saat berbicara dalam launching media online asammanis.news di Wisma Maluku, Jalan Kebon Kacang Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).
Haidar mengaku optimis, Presiden Prabowo mampu membangun Maluku sebagai provinsi menjadi daerah maju.
Apalagi komitmen dan sikap kenegarawanan Prabowo sudah sangat teruji, sehingga pasti memahami posisi Maluku sebagai wilayah strategis di Indonesia bagian timur.
“Saya yakin Presiden Prabowo bisa membangun Maluku yang dalam peta wawasan Nusantara kita adalah daerah strategis, wilayah kepulauan yang sangat vital bagi negara Indonesia. Kemajuan Maluku adalah cermin kemajuan Indonesia secara keseluruhan,” tandas Haidar.
Namun hingga saat ini, Haidar Alwi merasa sedih dan terharu, betapa Maluku dikaruniai oleh Tuhan dengan kekayaan alam yang melimpah, terutama sektor pertambangan dan migas, namun semua itu belum berdampak signifikan bagi kesejahteraan rakyatnya.
“Ketika saya ke Kota Ambon, begitu saya mendarat, saya meneteskan air mata melihat kondisi Kota Ambon yang saya anggap kota saya sendiri,” kata Haidar Alwi.
Kenapa sampai terharu? Haidar menyebut Maluku adalah daerah Provinsi terkaya di dunia, namun kurang mendapat perhatian maksimal dari pemerintah.

“Di Maluku ada ditemukan satu blok migas, dan ke sebelah timur lagi ada Blok Masela. Itu lebih besar dari seluruh jazirah arab jika dikumpulkan,” kata Haidar.
Namun sayangnya, kata Haidar, masyarakat Maluku justru tidak bisa menikmati kekayaan tersebut. Bahkan ketika mereka ke Jakarta, atau ke daerah lain di pulau Jawa, keberadaan warga Maluku cenderung dipandang sebelah mata.
“Jadi Maluku ini provinsi yang luar biasa kaya. Tapi kalau kita di Jawa bicara Ambon atau Maluku, maka konotasinya langsung debt collector. Kalau engak debt collector, penyanyi lah paling banter. Sementara Maluku ini adalah provinsi terkaya di dunia,” tegas Haidar.
Haidar menuturkan, beberapa bulan lalu pernah diskusi dengan Presiden ke-7 RI Jokowi, dan disampaikan juga kepada Presiden Prabowo lewat Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, tentang tambang rakyat.
“Menurut analisa saya, tambang di Indonesia Timur luar biasa besar. Kalau saya bicara masalah tambang bisa satu bulan tidak selesai,” kata Haidar.
Potensi sumber daya nikel di Indonesia Timur nomor satu terbesar di dunia. Demikian juga kalau kita bicara emas. Sebenarnya sejak 1990-an sudah ada, tapi sayangnya dikelola dengan sistem devide at empera, atau politik belah bambu untuk memecah belah rakyat.
“Rakyat kita diatur oleh kekuatan global supaya tidak maju-maju, sehingga kekayaan tambangnya mudah diambil. Itu karena masyarakat tak bisa bersatu, masyarakat dipecah-belah” kata Haidar.
Kalau masyarakat Maluku bisa bersatu, Haidar memastikan negara seperti Qatar, Abu Dhabi, Brunei Darussalam itu tak ada apa-apanya dibanding Maluku.
“Jadi jelas bahwa kekayaan Indonesia timur dari sisi tambang itu dahsyat dan luar biasa, maka harus mampu menjadikan rakyat Maluku hidup sejahtera,” tandas Haidar Alwi.