Warga Madura vs Papua di Yogyakarta Berpotensi Carok, Jusuf Rizal Minta Kapolda dan Sri Sultan Turun Tangan

Ketum Madas Nusantara HM. Jusuf Rizal.

Jakarta, LiraTV.id — Ketua Umum Ormas Masyarakat Madura Asli (Madas) Nusantara, KRH.HM.Jusuf Rizal,SH mendesak Polda Yogyakarta Irjen Pol Suwondo Nainggolan, dan Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X memberi atensi terhadap konflik etnis Madura vs Papua di Yogyakarta yang berpotensi menimbulkan Carok dan konflik horisontal.

Jusuf Rizal mengaku mendapat kabar seringnya terjadi gesekan antara pedagang Madura yang memiliki lapak dagangan di kawasan etnis warga Papua. Pedagang Madura resah lantaran sering terjadi cekcok bahkan ada dugaan pemalakan di lapangan.


Bahkan Keluarga Madura Yogyakarta (KMY) mengirimkan surat Tantangan Carok kepada Handardo Novriansiroen, tokoh etnis Papua di Yogyakarta yang ditandatangani Ketua KMY, RB.Jugil Adiningrat,SH dan Sekretaris KMY M. Fahri Hasyim,SH,MH.

“Pemalakan terhadap pedagang merupakan pelanggaran hukum. Karena itu harus dihentikan. Madas Nusantara selaku Ormas yang mewadahi warga Madura se-Nusantara dan Luar Negeri perlu turut menyikapi agar tidak terjadi Carok,” tegas Jusuf Rizal yang juga Relawan Prabowo Subianto itu.

Surat Undangan Carok IKM Yogyakarta ke Warga Papua di Yogyakarta.

Lima Seruan Jusuf Rizal:

Pertama, mendesak Kapolda Yogyakarta dan Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X turun tangan mencegah kemungkinan terjadi Carok (Perkelahian Fisik) antara etnis Madura vs etnis Papua di Yogyakarta yang berpotensi menimbulkan konflik horisontal.

Kedua, menghimbau pedagang Madura yang dipalak mendokumentasikan praktek pemalakan di warung-warung Madura (bisa melalui CCTV) sebagai bukti adanya tindakan pelanggaran hukum untuk diproses hukum atas tindakan pemerasan dan pelanggaran hukum lainnya.

“Ormas Madas Nusantara memiliki Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Madas Nusantara serta Brikom (Brigade Komando) Madas Nusantara yang siap membantu warga Madura. Kami punya program Bina-Lindung-Sejahtera,” tegas Jusuf Rizal Ketum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia) Mantan Wartawan Kedaulatan Rakyat itu

Ketiga, menghimbau etnis Papua di Yogyakarta menghentikan cara-cara yang tidak baik dengan cara memalak Warung Madura, sebab negara ini negara hukum, bukan negara perman. Jika ingin sukses bekerja keraslah. Jangan mau hidup enak dengan cara instans yang dapat merusak citra etnis Papua.

Keempat, meminta Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X agar melindungi seluruh warga Yogyakarta dari praktik-praktik premanisme, khususnya warga Madura yang berusaha di Yogyakarta. Warga Madura bayar Pajak, wajib memperoleh keamanan dan kenyananan berusaha.

Kelima, menghimbau masyarakat Yogyakarta ikut melawan praktik-praktik premanisme yang merugikan masyarakat. Yogyakarta dikenal dengan budaya santun serta kota wisata dan pelajar. Jangan sampai ulah segelintir oknum etnis Papua merusak merusak citra Yogyakarta.

“Saya pernah tinggal di Yogyakarta. Adem dan Tentram. Ini harus menjadi perhatian semua masyarakat Yogyakarta. Lawan Premanisme. Usir siapapun yang mau menimbulkan keresahan di Yogyakarta,” tegas Pria yang juga Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu.

Mau punya Media Online sendiri?
Tapi gak tau cara buatnya?
Humm, tenang , ada Ar Media Kreatif , 
Jasa pembuatan website berita (media online)
Sejak tahun 2018, sudah ratusan Media Online 
yang dibuat tersebar diberbagai daerah seluruh Indonesia.
Info dan Konsultasi - Kontak 
@Website ini adalah klien Ar Media Kreatif disupport 
dan didukung penuh oleh Ar Media Kreatif

banner 728x90