Indonesia Climate Change Forum # 2 : Ketahanan Laut dan Pesisir
JCC, Jakarta 1-3 Oktober 2024
Dua puluh satu tahun mendatang, pada 2045, Indonesia memasuki usia emas karena genap berusia 100 tahun sejak merdeka. Indonesia harus mempersiapkan generasi yang saat ini yang tengah mengenyam pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Generasi ini akan menjadi pengambil keputusan strategis di berbagai level kepemimpinan dan berbagai sektor pada 2045 sehingga layak disebut generasi emas.
Prof Emil Salim, pakar Sustainability Development, menyampaikan bahwa generasi muda tersebut idealnya memiliki kesadaran terhadap fenomena perubahan iklim akibat peningkatan emisi Gas Rumah Kaca yang sangat berdampak negatif bagi ekosistem pesisir dan
lautan yang mengancam keberlanjutan umat manusia di masa mendatang.
Amalia F Salim, Ketua Yayasan Era Shraddha Indonesia, mengungkapkan bahwa pemanasan global dapat mengancam hewan dan ekosistem laut akibat
meningkatnya suhu dan penurunan salinitas perairan laut. Selain itu juga berdampak
pada fenomena kenaikan permukaan air laut yang mempercepat terjadinya abrasi,
banjir, dan kerusakan infrastruktur di sekitar wilayah pesisir. Maka, sudah menjadi tugas dari berbagai stakeholder di bidang maritim melalui pendekatan multidimensi.
Indonesia telah berupaya mengatasi masalah GRK di dunia, namun Indonesia
masih memiliki tantangan tersendiri terutama sektor maritim dalam mewujudkan Net
Zero Emission (netralitas karbon) seperti kurang efektifnya menjalankan program kelautan Indonesia melalui pendekatan multi dimensional dan multi stakeholder. Dengan demikian dibutuhkan forum-forum diskusi yang dapat memberi pengayaan program dan dampak yang dijalankan.
Selain itu, kondisi geografis Indonesia
pun juga menjadi sebuah tantangan karena membutuhkan sistem yang komprehensif
dan biaya yang besar untuk mengembangkan infrastruktur mitigasi emisi karbon
yang terhubung antar pulau.
Rosdinal Salim, Ketua Dewan Pembina Emil Salim Institute menyampaikan.
E Kurniawan Padma, Presiden Emil Salim Institute mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengumumkan komitmennya terhadap inisiatif perubahan iklim global yaitu pencapaian Net Zero Emission pada tahun 2060 yang
tercermin dalam partisipasinya di Perjanjian Paris.
Melalui KLHK Republik Indonesia
berdasarkan dokumen Nationally Determined Contributions (NDC) yang berisi target
penurunan emisi GRK hingga tahun 2030, Indonesia menargetkan penurunan emisi
GRK sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional.
Forum Indonesia Climate Change Forum #2 ini menjadi ruang yang strategis untuk memberikan
pemahaman terkait isu-isu perubahan iklim dan pemahaman bersama yang dimiliki akan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama sebagai upaya tindakan nyata dalam mengurangi resiko perubahan iklim dalam tindakan
pembangunan baik bersifat lokal maupun global, termasuk tentunya
tindakan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim yang saat ini dampaknya sudah sama-sama dirasakan khususnya yang berdampak pada wilayah pesisir dan laut.
Forum ini merupakan pertemuan para pihak yang multi stakeholder,
multi sektor dan multi disiplin keahlian dan profesi, yang memiliki
gagasan dan kepedulian serta cita-cita yang sama dalam menurunkan dampak dari perubahan iklim khususnya Bidang Pesisir dan Laut melalui berbagai upaya baik adaptasi, mitigasi dan upaya lain agar
memastikan dunia dan khususnya Indonesia Lestari untuk masa kini dan masa yang akan datang dengan tajuk : Indonesia Climate Change Forum #2 dengan Tema Ketahanan Pesisir dan Laut Indonesia :
Penguatan Program Ketahanan Pesisir dan Laut dalam Upaya Mengatasi
Perubahan Iklim di Indonesia.
Para pemangku kepentingan (stakeholders) utama yang berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Indonesia Climate Change Forum terdiri dari empat stakeholder. Kegiatan Indonesia Climate Change Forum, mengundang para stakeholder
seperti Dewan pakar, professional dan praktisi, pemerintah dan lembaga negara serta kaum muda Indonesia.
Kegiatan Indonesia Climate Change Forum #2 ini dilaksanakan selama 3 hari yang meliputi kegiatan anak muda untuk menggagas Program Kolaborasi kegiatan sustainability dengan mensinergikan kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kegiatan ini juga menghasilkan Policy Sustainability Brief sebagai gagasan-gagasan penting yang perlu dilakukan oleh Indonesia dan tidak kalah pentingnya di kegiatan ini juga dipertemukan para pelaku bisnis, investor dan inovator dalam produk dan bisnis yang berbasis sustainability diharapkan akan dihasilkan green & blue business yang dapat dilakukan.