PANDEGLANG – Pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tidak memiliki baliho yang masif dipasang di ruang publik di seluruh Indonesia.
Sebab baliho itu digantikan oleh KTP, karena pasangan itu mengusung program KTP Satu Kartu Terpadu Indonesia (Sakti).
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Hasto Kristiyanto mengatakan demikian saat berpidato di acara konsolidasi yang dilaksanakan di kantor DPC PDIP Kabupaten Pandeglang, Jalan AMD Lintas Timur KM 03, Kecamatan Kaduhejo, Banten, Minggu (10/12/2023).
Menurut Hasto, jumlah baliho milik Ganjar-Mahfud berbeda dengan kandidat lain yang masif dipasang di ruang publik.
“Kalau di sana pakai truk-truk memasang baliho dan kita enggak tahu siapa yang memasang dan dari mana dananya,” kata pria kelahiran Yogyakarta itu dalam pidato di acara yang dihadiri ratusan kader PDI Perjuangan itu.
Namun, Hasto meminta kader PDIP tidak khawatir dengan sedikitnya jumlah baliho Ganjar-Mahfud karena kandidat nomor urut 3 punya cara lain mengenalkan diri ke masyarakat.
Satu di antara caranya, kata dia, kandidat Ganjar-Mahfud punya program KTP Sakti yang bisa dikenalkan ke rakyat sebagai pengganti baliho.
“Kami cukup ini (sembari menunjukkan KTP, red) menjadi balihonya Ganjar-Mahfud MD saudara-saudara sekalian. Jadi, sampaikan kepada rakyat, ketika anda memegang KTP, maka kepemimpinan Ganjar-Mahfud itu kepemimpinan yang membawa program-program konkret untuk rakyat melalui KTP Sakti di sinilah baliho dari Ganjar dan Mahfud MD,” kata alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
“Dana membuat baliho bisa diganti sebagai uang membeli kopi dan pisang untuk bertemu rakyat, sembari mendengarkan keluhan wong cilik.”
“Jadi, mendingan kalau ada dana dipakai untuk bertemu rakyat. Membeli kopi dan membeli pisang goreng sehingga kita bisa bertemu bersama-sama dengan penuh gembira. Biar mereka yang memasang baliho di mana-mana. Yang mencoblos itu bukan pohon-pohon yang dipakai untuk baliho, yang mencoblos itu rakyat saudara-saudara sekalian,” kata pria yang hobi mendaki gunung itu.
Untuk diketahui, program KTP Sakti bertujuan untuk menyelesaikan persoalan rakyat, utamanya berkaitan kemudahan akses terhadap kebutuhan pokok. KTP Sakti menjadi program yang menyempurnakan kebijakan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Nantinya, rakyat tidak perlu memiliki banyak kartu demi mendapat bantuan. Cukup menunjukkan KTP, maka ada akses untuk berbagai kepentingan pendidikan, kesehatan, sembako, dan lain-lain.
Hasto dalam pidatonya sempat mempertanyakan baliho masif kandidat lain. Terutama, sumber uang mencetak sampai memasang alat peraga kampanye tersebut.
“Jadi, kita enggak usah gentar karena ada Ganjar, enggak usah takut karena ada Mahfud, enggak ada baliho tidak apa-apa yang penting inilah pemimpin yang bersih. Daripada ada baliho, duitnya dari mana? Pak Ganjar dan Pak Mahfud lebih baik tidak memasang baliho daripada ada tanda tanya besar dananya, dari mana,” kata dia.
“Oleh karena itu yang penting door to door, kita ini partai pejuang, kita ini partai rakyat, kita ini partai yang sejak dulu tidak pernah bergelimpangan harta, tetapi kita berharap dengan kerja konkret bersama rakyat itulah jati diri kepartaian kita yang harus kita laksanakan dengan penuh kesungguhan hati,” kata Hasto.