JAKARTA — Organisasi Paguyuban Loyalis Bapak HM. Soeharto belum menentukan sikap politik untuk mendukung Calon Presiden (Capres) 2024.
Organisasi yang mengklaim punya jaringan loyalis 20 juta lebih itu, masih melihat trend dan arah politik menuju 2024 pada figur yang kira-kira dapat membawa perubahan bagi bangsa.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Paguyuban Loyalis Bapak HM.Soeharto, KRH. HM. Jusuf Rizal menjawab pertanyaan media di Jakarta, mengingat akhir-akhir ini banyak komunitas mulai memberikan dukungan kepada figur-figur Capres 2024.
Seperti diketahui publik saat ini ada tiga kandidat capres 2024 yaitu Anies Baswedan (Mantan Menteri Pendidikan dan Gubernur DKI Jakarta), Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan dan Ketum Partai Gerindra) dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah).
Paguyuban Loyalis Bapak HM. Soeharto merupakan organisasi yang yang digagas loyalis, HM.Jusuf Rizal guna mewadahi para loyalis Bapak HM.Soeharto secara mandiri, guna membangkitkan kembali semangat orde baru yang baik untuk kemajuan, masa depan bangsa yang lebih baik serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Paguyuban Loyalis Bapak HM. Soeharto sedianya disiapkan sebagai basis suara pendukung Partai Parsindo (Partai Swara Rakyat Indonesia), namun di dholimi KPU (Komisi Pemilihan Umum) Pusat, sehingga tidak diloloskan menjadi peserta Pemilu 2024, meski jaringannya terbentuk di 38 Propinsi dan 514 Kabupaten Kota.
“Suara dukungan para Loyalis Soeharto belum kita tentukan. Nanti pada saat yang tepat kami akan memberikan dukungan suara kepada pasangan Capres 2024 yang dinilai layak memimpin Indonesia serta memiliki ketegasan seperti era Soeharto,” tutur Jusuf Rizal, pria berdarah Madura-Batak, Ketua Relawan Jokowi-Amin The President Center pada Pilpres 2019 itu.
Sosok Jusuf Rizal yang kerab dipanggil Ucok itu, rekam jejaknya tidak diragukan dalam kencah politik, aktivis maupun dunia komunikasi. Pada Pilpres 2004-2014 mendirikan Blora Center dukung Capres SBY-JK (2004-2009) dan SBY-Boediono (2009-2014). Ialah yang mempopulerkan pertama kali istilah relawan dalam dukung mendukung Capres agar tidak tersentuh audit KPU. Ia juga penggiat anti korupsi dan Ketum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia)
Anehnya, setelah Capres yang didukungnya menang, Jusuf Rizal tidak tertarik masuk dalam lingkaran kekuasaan di Istana, meski waktu itu almarhum Sudi Silalahi menawarkan sejumlah jabatan. Ia memilih independen, di luar systim mendirikan LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) pasca Blora Center bubar setelah, Ia tinggalkan.
Kini LSM LIRA Indonesia, telah berusia 18 tahun memperoleh Rekor Muri sebagai organisasi terbesar dan terbanyak cabangnya di Indonesia, sejak 2009.
Pada Pilpres 2014 bersama Mahfud MD melalui The President Center yang digagasnya, mendukung Capres Prabowo-Hatta dengan membawahi organ ormas, relawan, LSM dll. Kemudian pada Pilpres 2019, The President Center melalui jaringan LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat), kultural NU dan Serikat Pekerja/Buruh mendukung dan ikut memenangkan pasangan Pilpres Jokowi-Amin
Menurutnya, pada Pilpres 2024 ini, Paguyuban Loyalis Soeharto akan sangat hati-hati dalam menentukan pilihan Pasangan Capres. Pria yang juga pendiri dan sekaligus Presiden LSM LIRA Indonesia itu, memiliki analisa peta kekuatan politik dibawah. Kemana arah suara Tuhan (Suara Rakyat) itu yang perlu didukung, bukan karena pencitraan, katanya.
“Setelah ada penentuan Paslon Capres 2024 baru kami akan konsolidasi. Tentu setelah menimbang plus dan minus pasangan yang kira-kita didukung mayoritas rakyat Indonesia,” tegas Jusuf Rizal Ketum FSPTSI (Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia) itu
Menurut analisanya, tiga Fifur yang akan maju Capres 2024, baik Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, masing-masing memiliki kapasitas yang sama. Yang membedakan pada akhirnya gagasan dan perubahan yang ditawarkan untuk mensejahterakan rakyat termasuk pemberantasan korupsi yang menjadi amanat reformasi.