Foto : Pakar Transportasi Andy Saragih,Ist
Jakarta| LIRATV -Pemprov DKI ingin melakukan pengaturan terhadap jam kerja di DKI Jakarta untuk mengatas kemacetan yang semakin parah. Metode pembagian menjadi 2 yaitu karyawan masuk jam 8 pagi kemudian ada yang jam 10 pagi. Hasil yang diharapkan dari rencana ini adalah titik puncak kemacetan yang biasanya terjadi pada jam 7 pagi bisa terurai dan volume kendaraan berkurang. Demikian kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Bahkan Pj Gubernur DKI Jakarta menambahkan bahwa diharapkan orangtua mendapatkan waktu lebih untuk bisa mengantarkan anaknya dulu ke sekolah. Upaya yang ingin dilakukan oleh Pj. Gubernur dan Kadishub adalah baik adanya, karena memiliki tujuan untuk mengurangi kemacetan dengan mengurai kemacetan tersebut.
Pakar Transportasi yang juga Analis Transportasi Jalan dan Kereta Api MTI, Andy Saragih memberikan pendapat, bahwa dalam hal penyelesaian suatu masalah, tentu saja yg kita lakukan pertama kali adalah melakukan identifikasi terhadap masalahnya untuk kemudian bisa dicari apa solusinya. Terhadap naiknya tingkat kemacetan di DKI Jakarta pastinya karena kurangnya minat masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan angkutan umum.
“Apa yang harus dilakukan untuk membuat masyarakat beralih menggunakan angkutan umum untuk kepentingan bertransportasi, inilah yang sebaiknya dicari solusinya. Berikan sweetener yang maksimal untuk menarik minat masyarakat,” ujar Donny pada wartawan.
Diungkapkan Donny, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki BUMD Transportasi yang bernama PT. Transportasi Jakarta atau yang lebih dikenal dengan Transjakarta yang mengelola ribuan bus per hari dan dengan Subsidi PSO hampir 4 Trilyun per tahun. Dengan potensi perusahaan seperti Transjakarta, seharusnya inilah yang menjadi tools untuk solusi mengatasi kemacetan. Maksimalkan performance nya/kinerjanya, evaluasi produktivitasnya, pertajam strategi dan perencanaannya, monitor berkala hasil dari pola operasi nya dan lainnya, sehingga ridership penumpang makin tinggi. Berikan sweetener untuk semakin menarik minat pengguna angkutan umum. Jika perlu strategi menggratiskan tarif dilakukan. Tentu saja paralel berjalan dengan strategi lainnya yg dijalankan dalam sistem Jaklingko.
Dengan angkutan umum yang memenuhi standar pelayanan terbaik dan memberikan kepuasan tinggi, maka masyarakat akan meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih menggunakan angkutan umum. Mengatur jam masuk kerja menjadi 2 sesi adalah salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan. Namun jangan dilupakan bahwa sektor swasta masih belum stabil katena dampak pandemi. Akan terjadi penambahan jam kerja yg diakibatkan oleh terbaginya jam masuk kerja. Kantor yang biasanya tutup jam 17.00 terpaksa mundur tutupnya ke jam 19.00. Ini pasti memberatkan biaya operasional perusahaan.
Kalaupun ingin dicoba, sebaiknya dilakukan untuk sektor non-swasta dulu.
Jadi sebagai upaya mengatasi kemacetan di DKI Jakarta, yang paling mudah dilakukan adalah dengan memaksimalkan layanan angkutan umum. “BUMD Transjakarta yang mengelola ribuan bus dan ribuan karyawan dengan Subsidi PSO hampir 4 Trilyun per tahun sanggup menjadi solusi yang terbaik untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengingatkan perlunya kajian secara tuntas, sebelum dibuat sebuah kebijakan. Termasuk soal pengaturan jam kerja.
“Tentu kajian harus dibuat untuk melahirkan kebijakan yang bermanfaat untuk masyarakat,” kata dia.
Anggota Fraksi PDIP Dwi Rio Sambodo juga berkomenta. Ia mengatakan pendalaman penanganan kemacetan perlu melibatkan banyak pihak. Ia menyebut perumusan masalah perlu serius dilakukan, sebab kemacetan jadi salah satu masalah besar di Jakarta. (Bar/Red)