JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid menilai Pemilu 2024 ada dalam ancaman kelompok radikal intoleran.
Pasalnya, sosok calon presiden Anies Baswedan yang hendak diusung koalisi PKS, Demokrat, dan Nasdem merupakan pihak yang menikmati politisasi identitas dan menjadi fasilitas kendaraan bagi kelompok khilafah, intoleran, dan radikal.
“Jelas ini. Anies Baswedan adalah penikmat politisasi identitas. Dan dia ingin mengambil keuntungan dari cara-cara yang intoleran seperti itu,” ungkap Habib Syakur kepada awak media, Jumat (3/3/2023).
Habib Syakur menjelaskan, kelompok khilafah dan pendukung daulah Islamiah seperti mendapat kendaraan untuk berjuang dengan munculnya Anies Baswedan sebagai capres.
Hal ini, lanjut Habib Syakur, akan menjadi ancaman bagi Pancasila sebagai fondasi dasar negara Indonesia yang bhinneka tunggal Ika.
“Karena itu maka saya katakan pemilu 2024 dalam ancaman bahaya. Keutuhan bangsa kita yang terancam. Kita bisa perang saudara gara-gara politisasi identitas,” ungkapnya.
Habib Syakur mengakui bahwa Anies Baswedan memang tidak secara terang-terangan melakukan politisasi identitas. Namun yang pasti adalah Anies menikmati dan mengambil keuntungan dari itu.
“Anies penikmat politisasi identitas di Indonesia. Catat itu,” tukas Habib Syakur.
Lantas apa solusinya? Habib Syakur meminta penyelenggara pemilu, khususnya Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendiskualifikasi Anies Baswedan dan membersihkan kelompok khilafah, radikalisme, intoleran dari kontestasi pemilu 2024.
“Kalau sanksi kepada mereka ini tidak dijatuhkan, maka saya mendukung penundaan pemilu. Buat apa ada pemilu kalau bangsa Indonesia terancam pecah dan Pancasila dirontokkan,” tuntas Habib Syakur.