[Foto Bersama saat Reguler Meeting LCJ Bunda Milenial’ di RM.Handayani Prima, Jakarta timur, Ist]
Jakarta|LIRATV— Refleksi awal Tahun 2022, Perkumpulan Komunitas Bunda Milenial yang didominasi hampir sepenuhnya adalah kaum Ibu berkebaya menggelar acara great and meet, yang bertajuk ‘Reguler Meeting Lions Club Jakarta(LCJ) Bunda Milenial’ di bilangan Matraman, Jakarta, Senin(17/01/2022).
Dari pertemuan tersebut, President Bunda Milenial, Sisca Rumondor menjelaskan bahwa perkumpulan Bunda Milenial ini akan selalu antusias dan optimis dari kesepakatan mereka bersama yang dikemas dalam visi misi komunitas ibu-ibu berkebaya.
“Ada dua pertemuan kami kali ini, pertama yaitu reguler perdana dari Lions Club Jakarta bunda Milenial karena dari tahun lalu bunda Milenial sudah bergabung dengan organisasi kemanusiaan internasional dan hari ini kami juga membahas rencana-rencana tentang klub kami, salahsatunya adalah dengan membuka klub khusus di Sulawesi tenggara(Sultra),” ujar Sisca R mengatakan, saat momen di wawancara Ia didampingi oleh Ketua Dewan Pembina Bunda Milenial, disaat disela acara berlangsung di RM.Handayani Prima, Matraman, Jakarta timur, senin (17/01).
Lanjutnya lagi mengatakan perihal ini dibahas pihaknya, berhubung klub di Sultra tersebut belum termaksud dalam bagian di distrik Lions Club Internasional. “Jadi untuk itu kami melaporkan kepada pejabat pusat di Lions Club. Jadi itulah rencana dari kami juga,” pungkasnya.
Selain itu, tambahnya lagi menjelaskan, silahturahmi dengan bunda Milenial yang dihadiri para pengurus yang ada dan akan dilanjutkan koordinasi serta pemberian surat keputusan, seperti hal nya termaksud untuk melaporkan keputusan untuk menetapkan ketua Bunda Milenial di kabupaten Muba, Kota Raha, Kendari.
“Dan kami juga akan menuju ke kabupaten yang lain, khusus untuk membuka jejaring Bunda Milenial lebih luas lagi sehingga visi dan misi kami yaitu budaya, sosial, kemanusiaan, dan pendidikan bisa lebih luas lagi,” paparnya mengatakan.
Sementara itu, dalam hal ini mereka juga merasa terpanggil dan peduli atas mahakarya leluhur terdahulu yang mana karya hasil kebudayaan, seperti kain songket yang baru-baru ini di klaim oleh negara tetangga sendiri Malaysia, bahkan mirisnya sudah diakui oleh pihak UNESCO dari perwakilan PBB.
“Karna kita juga lagi punya masalah, yaitu Songket kita itu di klaim sama negara Malaysia dan disahkan pula lagi sama UNESCO badan dunia, itu adalah warning bagi kita semua, apalagi bagi pemerhati budaya, untuk itu kami bunda milenial mencoba untuk memperjuangkan itu, dan juga akan mempertahankan kain-kain yang lain seperti tenun dan sebagainya, agar tidak di klaim negara lain” tandasnya menjelaskan (Bar)