AHY: Demokrat Tolak Penggunaan Politik Identitas
JAKARTA, (17/12/22) Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pendapatnya soal politik identitas. AHY menilai politik identitas bukan hal yang baru. Namun, menurut dia, hal itu perlu dicegah. Sebab bila berlebihan akan menimbulkan konflik yang sulit terhenti.
“Politik identitas itu bukan sesuatu yang baru, tetapi kalau dieskploitasi secara berlebihan maka hanya akan menyisakan polarisasi dan juga konflik yang berkepanjangan,” kata AHY,
Dia menekankan bahwa Demokrat menolak penggunaan politik identitas. “Ini harus kita cegah,” tegasnya.
Putra sulung Presiden SBY itu juga mengingatkan kepada siapapun untuk tidak mudah melabeli tokoh hingga kelompok.
“Jangan sampai kita mudah melabeli suatu kelompok A dengan sebutan tertentu, B dengan sebutan tertentu. Bisa menggunakan garis identitas baik suku, agama, ras, etnis, tapi juga bisa ideologis,” ujar AHY.
Suami Annisa Pohan itu berharap politik identitas maupun pelabelan diri tidak terjadi pada Pemilu 2024.
“Bukankah Indonesia ini milik semua dan semua itu dijamin di negeri kita,” tandas AHY.
Seluruh elemen, baik di pemerintahan maupun masyarakat untuk mencegah dan menghadiri politik identitas.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melalui keterangan tertulis di Jakarta, (17/12).
“Politik identitas itu, bukan sesuatu yang baru, tetapi kalau dieksploitasi secara berlebihan, maka hanya akan menyisakan polarisasi dan juga konflik yang berkepanjangan. Ini harus kita cegah,” kata AHY.
AHY pun menyampaikan pengalaman buruk yang terjadi pada Pemilu 2019 jangan sampai terjadi lagi, dan menegaskan Demokrat tidak boleh menggunakan politik identitas hanya untuk kemenangan sesaat.
“Ada yang menamakan dirinya Pancasilais, ada yang menggunakan agama. Ini tidak boleh lagi terjadi, bukankah Indonesia ini milik semua dan semua itu dijamin di negeri kita? Jadi saya berharap dan kita semua harus memperjuangkan agar tidak terjadi lagi polarisasi. Demokrat keras menegaskan bahwa tidak boleh untuk kemenangan sesaat kita menggunakan politik identitas,” terang AHY.
Selain itu AHY juga menegaskan bahwa yang harus diantisipasi pada saat pemilu bukan hanya vote buying, tetapi juga para pemodal besar yang berkoalisi dan seolah bisa mengatur jalannya pemilu 2024.
Selain vote buying, kita juga harus mengantisipasi adanya pemodal-pemodal besar yang berkoalisi, kemudian seolah-olah bisa mengatur jalannya pemilu. Ini juga harus diantisipasi, karena tidak boleh ada money power, money talks, yang kemudian seolah-olah ada kekuatan-kekuatan yang dipersiapkan,” tegas AHY.
Ditanya mengenai kesiapan untuk menang atau kalah di Pemilu 2024, AHY menjawab bahwa kontestasi politik jangan dianggap sebuah zero sum game.
“Bahwa mudah-mudahan kontestasi politik itu tidak dianggap sebagai sebuah zero sum game: menang/kalah,berkuasa/hancur. Kalau itu yang menjadi mindset kita, maka sulit untuk menerima kekalahan dan sulit untuk menjadi rendah hati ketika menang. Bagi saya, yang terpenting kita bisa terus berkontribusi dan berperan,” demikian AHY.