BLOK Masela adalah wilayah kerja Migas yang terletak di laut Arafura, sekitar 150 km barat daya Saumlaki, secara geografis blok ini terletak di perbatasan Indonesia dan Australia.
Penemuan cadangan Gas terbesar pada tahun 1990an menjadi prestasi terbesar dalam dunia Migas Indonesia.
Dengan kepemilikan saham terbaru yaitu Inpex Corporation (Jepang) 65%, Pertamina Hulu Energi (Indonesia) 20% dan Petronas Masela (Malaysia) 15%, diharapkan pencapaian target produksi Blok Masela dapat segera Rampung di akhir 2029, sehingga dapat memberikan pencapaian lifting yang besar untuk Ketahanan Energi Nasional yang selalu digaungkan oleh pemerintahan Presiden RI Bapak Prabowo Subianto.
Keterbatasan Infrastruktur di Indonesia Timur
Dengan ditetapkan blok masela sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, ternyata tidak mudah.
Salah satu kabupaten di Propinsi Maluku, yang dimekarkan berdasarkan UU Nomor 46 tahun 1999, memiliki banyak kendala, di antaranya pelabuhan yang kurang memadai untuk mengsupport kegiatan eksplorasi, antara FEED (Front End Engineering Design) yang dijadwalkan dilaksanakan pertengahan tahun 2025.
Sefriyanto, lulusan Universitas Diponegoro Semarang juga penggiat dan pengamat bidang Migas, menyampaikan agar pencapaian Blok Masela bisa tepat waktu, dibutuhkan segera infrastruktur penunjang yang berada di Saumlaki.
Menurutnya, Pemerintah melalui SKK Migas bersama Inpex Masela mestinya memetakan fasilitas-fasilitas yang existing di Saumlaki, sebelum melangkah ke tahap eksplorasi lanjutan.
“Saumlaki adalah kota dengan keterbatasan infrastruktur oil and gas, mestinya SKK Migas dan Inpex Masela mampu melihat hal-hal ini terlebih dahulu, sebelum membuat tahapan-tahapan lanjutan”, ujarnya.
Efisiensi Kunci Blok Masela Onstream
Blok Masela mulai dikembangkan sejak tahun 1999, dengan nilai Investasi yang diperkirakan mencapai US$ 20 miliar, masih terkendala dengan calon pembeli gas, dan juga harga gas yang dibahas US$6 per MMBTU.
Harga gas yang fluktuatif dan murah, secara langsung berpengaruh terhadap
pengembangan bisnis Blok Masela.
Variabel keekonomian dalam pencapaian produksi Blok Masela perlu mendapat perhatian khusus dari pembuat kebijakan dalam hal ini SKK Migas dan Inpex Masela.
“Rencana pengembangan Blok Masela akan dibuatnya dual processing, yakni Processing Plant Gas di darat dan FPSO sehingga perhitungan harus benar benar matang, Kalo mau Blok Masela berjalan”, tegas Sefriyanto.
Sefriyanto juga mengharapkan PSN blok masela dapat segera Onstream agar mendukung Ketahanan Energi Nasional serta berdampak positip bagi Negara dan khususnya Masyarakat di Kepulauan Tanimbar.