[Foto: Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury,,Ist]
Jakarta |LIRATV – Indonesia tengah memasuki era ekonomi digital. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun berupaya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk membangun ekosistem ekonomi digital. Di antaranya dengan membangun infrastruktur melalui BUMN dan menjadi sumber pendanaan.
Kita juga berupaya untuk menjadi bagian dari ekosistem dan juga menjadi sumber pendanaan,” katanya dalam Forum Ekonomi Merdeka.
Pahala menyebut, ada tiga tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi ekonomi digital. Pertama, tak ada batasan dalam persaingan ekonomi digital. Dia mengambil contoh masyarakat Indonesia bisa bertransaksi di e-commerce platform global.
Kedua berkaitan dengan ketahanan kesehatan. Pahala menilai, digitalisasi kini memainkan peran untuk meningkatkan ketahanan kesehatan. Namun di satu sisi membuka lebar ketergantungan terhadap produk kesehatan luar negeri.
Saat ini, mayoritas bahan baku obat dan alat kesehatan di Indonesia masih bergantung pada produk impor. Tantangan ketiga, terkait dengan disrupsi digital. (Dilansir dari biskom. com)
Di tengah banyaknya tantangan, menurut Pahala, Indonesia perlu membangun ekosistem yang efektif. Belajar dari negara lain seperti China, Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa, mereka membangun ekosistem yang efektif sebelum bertarung di pasar global.
Indonesia juga harus membangun talenta digital yang berkualitas. Diperkirakan pada 2030, peluang ekonomi digital terus meningkat. Peluang tersebut akan diiringi dengan kebutuhan tenaga kerja di sektor ekonomi digital.
Pahala memprediksi, kebutuhan tenaga kerja pada 8 tahun mendatang bisa mencapai 17 juta orang. Bukan hanya untuk programmer, tapi juga data saintis, artificial intelligence, digital marketing, manajemen proyek digital, design digital dan data.
“Ini semua ada skill-skill atau kemampuan atau pun talenta yang jadi tantangan bagi kita semua,” ujarnya.(Bar)